Kamis, 16 Mei 2013

KULTUR JARINGAN KELAPA SAWIT



Pengertian Kultur Jaringan (Kultur In Vitro)
Kultur jaringan (Tissue Culture) merupakan suatu cara memperbanyak tanaman dengan teknik mengisolasi bagian tertentu dari tanaman seperti protoplasma, sel, jaringan dan organ serta menumbuhkannya pada media nutrisi yang mengandung zat pengatur tumbuh tanaman di dalam kondisi yang steril, sehingga bagian - bagian tersebut bisa memperbanyak diri dan beregenerasi menjadi tanaman lengkap/sempurna. Prinsip utama dari teknik kultur jaringan adalah perbanyakan tanaman dengan menggunakan bagian vegetatif tanaman dengan menggunakan media buatan yang dilakukan di tempat steril.Kultur jaringan atau biakan jaringan sering disebut kultur in vitro yakni teknik pemeliharaan jaringan atau bagian dari individu secara buatan yang dilakukan di luar individu yang bersangkutan. In vitro berasal dari bahasa Latin yang artinya "di dalam kaca". Jadi Kultur in vitro dapat diartikan sebagai bagian jaringan yang dibiakkan di dalam tabung inkubasi atau cawan petri dari kaca atau material tembus pandang lainnya. Secara teoritis teknik kultur jaringan dapat dilakukan untuk semua jaringan, baik dari tumbuhan, hewan, bahkan juga manusia, karena berdasarkan teori Totipotensi Sel (Total Genetic Potential), bahwa setiap sel memiliki potensi genetik seperti zigot yaitu mampu memperbanyak diri dan berediferensiasi menjadi tanaman lengkap. Sel dari suatu organisme multiseluler di mana pun letaknya, sebenarnya sama dengan sel zigot karena berasal dari satu sel tersebut, setiap sel berasal dari satu sel.Bibit yang dihasilkan dari kultur jaringan mempunyai beberapa keunggulan, antara lain: mempunyai sifat yang identik dengan induknya, dapat diperbanyak dalam jumlah yang besar sehingga tidak terlalu membutuhkan tempat yang luas, mampu menghasilkan bibit dengan jumlah besar dalam waktu yang singkat, kesehatan dan mutu bibit lebih terjamin, kecepatan tumbuh bibit lebih cepat dibandingkan dengan perbanyakan konvensional.Faktor-faktor yang mempengaruhi proses perbanyakan tanaman dengan metoda kultur jaringan, yaitu:
1) bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk dikulturkan;
2) Wadah dan media tumbuh yang steril.
3) Lingkungan tumbuh.



Kultur Jaringan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis) di Pusat Penelitian Perkebunan Marihat
Ginting, Gale; Lubis, R.A; Lubis, Adlin U
Tahapan perkembangan kultur jaringan kelapa sawit mulai dari pemilihan pokok induk (ortet) hingga terbentuknya planplet merupakan ha1 yang cukup rumit dan membutuhkan ketelitian. Kriteria yang menentukan keberhasilan kultur jaringan kelapa sawit sebagai berikut: pemilihan pokok induk (ortet) yang unggul, tidak terjadi mutasi, seleksi menyeluruh pada tiap tahap kulturisasi, memungkinkan terjadinya pemudaan, kemampuan regenerasi tidak hilang dan teknik yang digunakan secara ekonomis dapat diterima. Adanya variasi produksi antar pokok pada kebun penguji D x P (Tenera) yang cukup besar 60 - 100% di atas produksi rata-rata pada beberapa pokok dari tiap persilangan (crossing) maka pemilihan individu dan perbanyakannya merupakan cara yang paling tepat untuk meningkatkan produksi.Disamping peningkatan produksi maka melalui cara ini dapat membantu memecahkan berbagai persoalan pemuliaan. Laboratorium kultur jaringan Pusat Penelitian Perkebunan Marihat telah dibangun pada tahun 1985 dan sejak tahun 1987 telah dilaksanakan penanaman klon ke beberapa PT Perkebunan di Indonesia dengan kondisi iklim yang berbeda. Sejak tahun 1987 hingga tahun 1991, dari 165 klon yang telah dikultur berasal dari persilangan unggul, 33 klon telah ditanam dilapangan dengan luas areal sekitar 1.000 ha.Hasil pengamatan dilapangan menunjukkan bahwa klon kelapa sawit dapat beradaptasi dengan baik terhadap lingkungannya,keseragamannya dilapangan sangat menonjol, pertumbuhan vegetatif maupun pembungaannya normal. Produksi Tandan Buah Segar (TBS) lebih tinggi sekitar 20% dibandingkan tanaman yang berasal dari biji.
Media Tumbuh
Media tumbuh untuk perbanyakan tanaman dengan kultur jaringan mengandung komposisi garam anorganik, zat pengatur tumbuh, dan bentuk fisik media. Media tersebut berfungsi untuk penyediaan air, hara mineral, vitamin, zat pengatur tumbuh, akses ke atmosfer untuk pertukaran gas, dan pembuangan sisa metabolisme tanaman pada proses regenerasi kultur jaringan (Kultur in vitro).
Umumnya jaringan dikulturkan pada media padat yang dibuat seperti gel dengan menggunakan agar (dari rumput laut) atau pengganti agar seperti Gelrite atau Phytagel (bersumber dari bakteri). Konsentrasi agar yang digunakan berkisar antara 0.7-1.0%. Pada konsentrasi tinggi agar menjadi sangat keras, sedikit sekali air yang tersedia, sehingga difusi hara ke tanaman sangat buruk. Agar dengan kualitas tinggi seperti Difco BiTek mahal harganya tapi lebih murni, tidak mengandung bahan lain yang mungkin mengganggu pertumbuhan. Pengganti lain seperti gelatin kadang-kadang digunakan pada lab komersial. Gel sintetis diketahui dapat menyebabkan hyperhidration (vitrifikasi) yang merupakan problem fisiologis yang terjadi pada kultur. Untuk mengatasi masalah ini, produk baru bernaman Agargel telah diproduksi ole Sigma. Produk ini merupakan campuran agar dan gel sintetis dan menawarkan kelebihan kedua produk sekaligus mengurangi problem vitrifikasi. Produk ini dapat dibuat di lab dengan mencampurkan 1 g Gelrite (Phytagel) dengan 4 g agar sebagai agen pengental untuk 1 L media.
Di dalam media terkandung : 1> unsur-unsur mineral makro (Nitrogen (N) 25-60 mM, Kalium, Fosfor (P) 1-3 mM, Kalsium (Ca) 1-3 mM, Magnesium (Mg) 1-3 mM, Sulfur (S) 1-3 mM)); 2> unsur-unsur mikro (Besi (Fe) 1 m M, Mangan (Mn) 5-30 m M, Seng (Zn), Boron (B), Tembaga (Cu) 0.1 m M, Molybdenum (Mo) 1 m M, Cobalt (Co) 0.1 m M, Iodine (I) Nickel (Ni), aluminum (Al), and silicon (Si)); 3> senyawa organik (gula, sukrosa, dan lainnya) 20 to 40 g/l; 4> vitamin (thiamin (vitamin B1), nicotinic acid (niacin), pyridoxine (B6), dan myo-inositol); 4> arang aktif; dan 5> Zat pengatur tumbuh, yang bisa digunakan, yakni: dari golongan auksin seperti Indole Aceti Acid(IAA), Napthalene Acetic Acid (NAA), 2,4-D, CPA dan Indole Acetic Acid (IBA), golongan Sitokinin seperti Kinetin, Benziladenin (BA), 2I-P, Zeatin, Thidiazuron, dan PBA, dan golongan Gibberelin seperti GA3.
Bahan Bagian Tanaman (Eksplan)
Eksplan adalah bagian tanaman yang dipergunakan sebagai bahan awal untuk perbanyakan tanaman. Faktor eksplan yang penting adalah genotipe/varietas, umur eksplan, letak pada cabang, dan seks (jantan/betina). Bagian tanaman yang dapat digunakan sebagi eksplan untuk perbanyakan tanaman dengan metoda kultur jaringan (kultur in vitro) adalah pucuk muda, batang muda, daun muda, kotiledon, hipokotil, endosperm, ovari muda, anther, embrio, dll.
Lingkungan Tumbuh

Lingkungan tumbuh yang dapat mempengruhi regenerasi tanaman meliputi pH, temperatur, panjang penyinaran, intensitas penyinaran, kualitas sinar, dan ukuran wadah kultur.
Proses Perbanyakan Tanaman dengan Teknik Kultur Jaringan

Tahapan yang dilakukan dalam perbanyakan tanaman dengan teknik kultur jaringan adalah:

1) Pembuatan media merupakan faktor penentu dalam perbanyakan dengan kultur jaringan. Komposisi media yang digunakan tergantung dengan jenis tanaman yang akan diperbanyak. Media ditempatkan pada tabung reaksi atau botol-botol kaca.
2) Untuk pengambilan eksplan, bagian tanaman yang sering digunakan untuk kegiatan kultur jaringan adalah tunas.
3) Lakukan sterilisasi yaitu segala kegiatan dalam kultur jaringan harus dilakukan di tempat yang steril, yaitu di laminar flow dan menggunakan alat-alat yang juga steril. Peralatan juga harus disterilkan dengan menggunakan etanol yang disemprotkan secara merata pada peralatann.
4) Perbanyakan calon tanaman dengan menanam eksplan pada media. Kegiatan ini dilakukan di laminar flow untuk menghindari adanya kontaminasi yang menyebabkan gagalnya pertumbuhan eksplan. Tabung reaksi yang telah ditanami ekplan diletakkan pada rak-rak dan ditempatkan di tempat yang steril dengan suhu kamar.
5) Pengamatan pada fase dimana eksplan akan menunjukkan adanya pertumbuhan akar yang menandai bahwa proses kultur jaringan yang dilakukan mulai berjalan dengan baik. Pengamatan dilakukan setiap hari untuk melihat pertumbuhan dan perkembangan akar serta untuk melihat adanya kontaminasi oleh bakteri ataupun jamur. Eksplan yang terkontaminasi akan menunjukkan gejala seperti berwarna putih atau biru (disebabkan jamur) atau busuk (disebabkan bakteri).
6) Pemindahan eksplan keluar dari ruangan aseptic ke bedeng. Pemindahan dilakukan secara hati-hati dan menggunakan sungkup. Sungkup digunakan untuk melindungi bibit dari udara luar dan serangan hama penyakit karena bibit hasil kultur jaringan sangat rentan terhadap serangan hama penyakit dan udara luar. Setelah bibit mampu beradaptasi dengan lingkungan barunya. Sungkup dilepaskan secara bertahap, selanjutnya pemeliharaan bibit dilakukan dengan cara yang sama dengan pemeliharaan pada bibit generatif.

Sumber: gemination.com; n

Senin, 11 Februari 2013

budidaya tanaman karet

BUDIDAYA TANAMAN KARET

15 October 2011

1. MANFAAT TANAMAN KARET
Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: salah satu komoditi penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan sumber penghasilan bagi petani karet.
1.1. Syarat-syarat Tumbuh Tanaman Karet
Tanah:
- Tanah harus gembur
- Kedalaman antara 1-2 meter
- Tidak bercadas
- PH tanah 3,5 – 7,0
- Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter, paling baik pada ketinggian 0 – 200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sadap terlambat 6 bulan.
Iklim:
- Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150 hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.
- Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada pagi hari.
- Unsur angin berpengaruh terhadap kerusakan tanaman akibat angin kencang, kelembaban sekitar tanaman, dan produksi akan berkurang.
1.2. Persiapan Lahan Tanaman Karet
A. Pengolahan Lahan
1. Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.
2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.
3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bula, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.
B. Pencegahan Erosi
1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di sesuaikan dengan kemiringan lahan.
2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng, saluran drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.
3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai berikut :
- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).
- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.
4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.
http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/karet
(Visited 238 times, 1 visits today)

budidaya tanaman karet

BUDIDAYA TANAMAN KARET

15 October 2011

1. MANFAAT TANAMAN KARET
Karet mempunyai arti penting dalam aspek kehidupan sosial ekonomi masyarakat indonesia, yaitu: salah satu komoditi penghasil devisa negara, tempat persediaanya lapangan kerja bagi penduduk, dan sumber penghasilan bagi petani karet.
1.1. Syarat-syarat Tumbuh Tanaman Karet
Tanah:
- Tanah harus gembur
- Kedalaman antara 1-2 meter
- Tidak bercadas
- PH tanah 3,5 – 7,0
- Ketinggian tempat anatara 0 – 400 meter, paling baik pada ketinggian 0 – 200 meter, setiap kenaikan 200 meter matang sadap terlambat 6 bulan.
Iklim:
- Curah hujan minimum 1.500 mm pertahun, jumlah hari hujan 100 – 150 hari, curah hujan optimum 2.500 – 4.000 mm.
- Hujan selain bermanfaat bagi pertumbuhan karet, ada hubungannya dengan pemungutan hasil, terutama jumlah hari hujan sering turun pada pagi hari.
- Unsur angin berpengaruh terhadap kerusakan tanaman akibat angin kencang, kelembaban sekitar tanaman, dan produksi akan berkurang.
1.2. Persiapan Lahan Tanaman Karet
A. Pengolahan Lahan
1. Penebangan dan pembakaran pohon yang ada pada lahan.
2. Penyacaran lahan dari rumput yang ada.
3. Pembajakan dengan traktor atau penggarpuan/pencangkulan dilakukan 3 kali, dengan tenggang waktu 1 bula, setelah pembajakan ke 3 lahan dibiarkan 2 minggu baru digaru.
B. Pencegahan Erosi
1. Pembuatan teras, baik teras individu maupun teras bersambung di sesuaikan dengan kemiringan lahan.
2. Pembuatan parit dan rorak, parit dibuat sejajar dengan lereng, saluran drainase memotong lereng dan rorak dibuat diantara barisan.
3. Pengajiran, untuk menentukan letak tanaman dan meluruskan dalam barisan dengan cara sebagai berikut :
- Tentukan arah Timur-Barat (TB) atau Utara-Selatan (US).
- Ukur pada TB jarak 6 meter atau 7 meter dan 3 meter dari arah US.
4. Penanaman penutup tanah, kegunaaanya : melindungi tanah dari sinar matahari langsung, erosi, menekan pertumbuhan gulma, dan sebagai media hidup cacing.
http://www.ideelok.com/budidaya-tanaman/karet
(Visited 238 times, 1 visits today)


Rabu, 16 Januari 2013




A  (genap)
Buka file ini, Seve as ( cari nama kelasmu jika tidak ada buat folder di drive D dan diberi nama folder kelas Nama dan no absen) baru save dan lanjutkan mengerjakan dengan filemu masing2

Ulangan 3 Harian praktik  KKPI MS Word master b

1.         Aturlah  page setup dengan ketentuan
Halaman 1 untuk mengerjakan soal di bawah ini(yang sudah anda buka) kecuali daftar isi menggunakan kertasfolio dengan posisi portrait
Halaman 2 buat lah untuk mengerjakan daftar isi dalam kertas folio dengan posisi portrait
Halaman 3 biarkan apa adanya buat posisi landscape dengan jenis kertas A4

2.       Soal 2 lihat di akhir paragrap

Pendidikannasionalberfungsimengembangkankemampuandanmembentukwataksertaperadabanbangsa yang bermartabatdalamrangkamencerdaskankehidupanbangsa, bertujuanuntukberkembangnyapotensipesertadidik agar menjadimanusia yang memilikiwawasan yang lebihluas, makaperluadanyapeningkatanpendidikan guru kejenjanglebihtinggi, sehinggaakanmemilikiwawasan yang luasdanpemikiran yang lebihmaju, halinidiharapkanakanmendukungusahapemerintahdalammencerdaskananakbangsa. Denganmentranferilmudanpengalamankepadaanakdidik.

(buatlah  dengan paragraf ini  menjadi column dengan ukuran 9 cm dan 8 cm dengan spasi 0,5 cm)

Diharapkan tindak lanjut tetap dilaksanakan sesuai dengan prosedur, dilakukan monitoring dan evaluasi secara periodik menggunakan indikator kinerja yang jelas, serta dilakukan tindakan koreksi  secepatnya apabila ditemukan ketidak sesuaian. Melalui langkah tersebut, diharapkan pelaksanaan pengembangan pembelajaran di sekolah dapat berjalan secara efektif dan efisien.

(buatlah dengan paragraf ini  menjadi column dengan ukuran 5 cm, 6cm ,  dan 5 cm dengan spasi 1cm dan 0,5 cm )

3.       Buatlah  daftar siswa seperti di bawah ini
Buatlah tabel seperti diatas dengan  ketentuan Kepala tabel huruf Bauhaus 93 ukuran 12,  dan isi Time New Roman  ukuran 11

No
NAMA
TTL
ALAMAT
NAMA ORTU
1
Agustinus
Betlahem
Jl. Musa 1
Stefanza
2
Bagus Panutan
Rumah Susun Baru
Jl. Rusun 1
Raden Bagus
3
Choirul Umum
Arab Saudi
Jl. Rasul 1
Abdul Ghofar

4.       Buatkan Daftar siswa diatas dengan format Tabs dengan ketentuan sbb:
Kepla tabel : No diposisi 0,5 cm, Nama diposisi 3,5 cm, TTL diposisi 8 cm, Alamat diposisi 11,5 cm dan Nama Ortu  diposisi 15 cm semua rata tengah, tanpa leader.
Isi tabel : No diposisi 0,5 cm, Nama 1,5 cm, TTL 6 cm, Alamat 10,2 cm dan Nama Ortu 13,75 cm semua rata kiri
Dibawah nama daftar nama siswa diberi tanda tangan
Kepala sekolah dalam posisi 3 cm rata tengah
 dan wali kelas dalam posisi 13 cm rata tengah
beri nama sesuai keinginanmu pada nama kepala  sekolah dan wali kelas di bawah nya sesuaikan tempatnya.


   No                     NAMA                                   TTL                       ALAMAT                NAMA ORTU
     No     NAMA                                TTL                                  ALAMAT                    NAMA ORTU
     1        Agustinus                           Betlahem                        Jl. Musa 1                 Stefanza
     2        Bagus Panutan                   Rumah Susun Baru         Jl. Rusun 1                 Raden Bagus
     3        Choirul Umum                   Arab Saudi                      Jl. Rasul 1                  Abdul Ghofar    

                           
                Kepala Sekolah                                                                           Walikelas


               Drs. Wisnu, S. Ag                                                                   Dra.Hasna, S. Ag
                                     
5.       Buatkan Daftar isi seperti di bawah ini dengan menggunakan format yang benar

Daftarisi